Gowa, Topikinformasi.com Diera kemajuan teknologi, kebutuhan jaringan internet menjadi salah satu prioritas baik dari kalangan masyarakat umum maupun instansi pemerintahan.
Hal ini terbukti dari banyaknya kepala desa yang berada di kabupaten Gowa menganggarkan pengadaan jaringan internet di desanya.
Pengadaan pemanfaatan jaringan internet (Wi-fi) di kecamatan Bajeng kabupaten Gowa sendiri diajukan setelah melalui tahapan sosialisasi yang digelar oleh CV Prima Mandiri Sejahtera dibawah pimpinan Syarifuddin yang digelar pada hari Minggu, 16 Januari 2020 lalu.
Hal ini dikemukakan Sarifuddin saat disambangi jurnalis di kediamannnya di Perumahan Pelita Asri Gowa, Rabu 29/07/2020.
Dihadapan para jurnalis, Syarifuddin memaparkan pengadaan pemanfaatan jaringan ini diperuntukkan untuk menunjang kebutuhan masyarakat guna mengakses informasi informasi yang menggunakan jaringan internet. Seperti yang kita ketahui, diera digital ini masyarakat tentu membutuhkan jaringan internet, dan tidak jarang masyarakat menggelontorkan buget yang cukup besar guna membeli kuota internet, namun dengan pengadaan pemanfaatan jaringan internet ini, maka kami menyiapkan pembelian jaringan internet yang relatif lebih murah untuk masyarakat khususnya, seperti contoh dibumdes nantinya akan disiapkan pembelian voucer internet unlimetet mulai dari harga 7.000 rupiah, dengan masa aktif 2 hari, jelas Syarifuddin.
Untuk penjualan voucer ini, kami bekerja sama dengan bumdes dengan syistem bagi hasil, jadi bumdes akan mendapatkan keuntungan dari penjualan voucer ini berupa fee sebanyak kurang lebih 20% dari tiap penjualan, artinya Pendapatan Asli Desa (PAD) akan berjalan, jelas Pimpinan CV Prima Mandiri Sejahtera itu.
Syarifuddin lebih jauh menjelaskan, “terkait pemberitaan yang menyebutkan adanya mark up anggaran dalam pengadaan pemanfaatan jaringan internet ini yang di duga terindikasi korupsi, kami jelas mebantah dengan tegs!!
Hal itu dikarenakan, kami tidak perna membebankan biaya pemasangan dan pemeliharan atas penyediaan jaringan internet ini, jadi anggaran dari suatu desa itu real untuk penyediaan jaringan internet ini, selebihnya yang mencakup masalah pemeliharaan dan pemasangan, kami dari pihak perusahaan memberikan secara cuma cuama, termasuk jaringan internet gratis untuk kepala desa dan lerangkat desanya, seperti staff desa, bundes dan kepala dusun di tiap desa,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan beberapa kepala desa yang berada di Bontonompo saat jurnalis dari berbagai media melakukan penelusuran dilapangan.
Kepada jurnalis, Muhammad Hatta yang merupakan kepala desa Bontobiraeng Selatan mengaku sangat terbantu dengan pengadaan pemanfaatan jaringan internet tersebut, meskipun pada dasarnya jaringan masih digunakan dalam lingkup pemerintahan desa karena pengerjaan yang belum rampung 100%.
“Pada dasarnya, kami dari pemerintah desa Bontobiraeng Selatan merasa sangat terbantu dengan pengadaan penyedia jaringan internet ini, karena kami bisa lebih mudah mengakses informasi dan memberikan laporan terkait program program didesa kami, tanpa harus khawatir akan tarif internet, dan kedepannya kami akan segera lakukan sosialisasi ke masyarakat tentang pengadaan penyedia jaringan internet ini setelah pengerjaannya dinyatakan rampung dan telah dikelola bumdes, tutur Muhammad Hatta.
Hal senada juga diungkapkan salah satu staff desa Tanrara yang ditemui media di kantornya, serta kepala desa Tindang yang dihubungi melalui sambungan celuler.
Sekedar diketahui, pengadaan penyedia jaringan internet ini sempat mendapatkan sorotan dari salah satu tokoh pemuda di Bkntonompo, lantaran dianggap pengadaannya tanpa melihat asas manfaat untuk masyarakat, sementara pada dasarnya masyarakat akan terbantu dengan mendapatkan akses internet dengan biaya yang relatif jaih lebih murah dengan kwalitas unlimitet dengan kisaran masa aktif mulai dari dua hari. (rls/fikal)
Komentar