oleh

Tim Yankomas Kemenkumham Sulsel Mediasi Perkara Hak Anak dan Hak Asuh Anak

Tofikinformasi.comMAKASSAR : Pastikan jaminan pemajuan dan penegakan hak asasi manusia khususnya terkait hak anak dengan berpegang pada prinsip kepentingan terbaik bagi anak, Tim Pelayanan Komunikasi Masyarakat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan gelar Rapat Klarifikasi dan Mediasi yang melibatkan kedua belah pihak di Balai Harta Peninggalan dan Kurator Negara Makassar, Senin (28/06/2021).

Rapat Klarifikasi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut pengaduan HR (Ibu anak) yang mengaku  kesulitan mendapatkan akses berkomunikasi dengan kedua anaknya dan mengkhawatirkan tidak terpenuhinya hak atas pendidikan anak yang saat ini dalam pengasuhan SW (ayah anak).

Rapat Klarifikasi dan Mediasi ini dilakukan untuk mendengar keterangan kedua belah pihak dan disampaikan alternatif solusi penyelesaian permasalahan. Dalam rapat ini, Tim Yankomas menggandeng Unit Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Selatan selaku fasilitator pendamping mediasi, yang dihadiri Kepala Seksi Pengaduan, Nur Aida didampingi petugas pendamping, Nurul Amaliah.

Baca Juga:  Jelang Debat Pilkada Bone: Andi Asman Silaturahmi, Andi Akmal Banyak Membaca

Kepala Bidang HAM, Utary Sukmawati hadir memimpin jalannya rapat didampingi Kasubbid Pemajuan HAM Meydi Zulqadri, dan Kasubbid P3Kumham, Andi Rahmat serta dihadiri jajaran Tim Yankomas Kantor Wilayah Kemenkumham Sulsel.

Utary menjelaskan kehadiran Pelayanan Komunikasi Masyarakat sebagai salah satu tugas pada Bidang HAM untuk memastikan penegakan hak asasi manusia. “Kita hadir hari ini karena kita ingin yang terbaik untuk kedua belah pihak, Yankomas ini ada tidak untuk membela kepentingan ibu selaku ibu anak dan bapak selaku ayahnya tetapi memastikan anak-anak Ibu/Bapak terpenuhi hak-haknya,” terang Utary.

Sementara Nur Aida dari Unit PPA Provinsi Sulsel menyampaikan bahwa fasilitasi mediasi seperti ini pada dasarnya untuk memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi meski kedua orang tuanya berkonflik. “Jadi prinsip kita di sini adalah kepentingan terbaik bagi anak, jangan sampai karena ibu-bapaknya berkonflik anak yang menjadi korban,” Ungkap Nur Aida. (*)

Baca Juga:  A.Rio Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadhan, Harap Bisa Ringankan Beban Sesama

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *