Topikinformasi.com – Bone Pada Jum’at, 11 Februari 2022 kemarin lalu, tepatnya Masjid Nurul Islam Tappere Desa Massenrengpulu Kec. Sibulue Kab. Bone telah dilaksanakan peringatan Isra Mi’raj dengan menampilkan sosok yang sering dipanggil Mama Dedenya Bone yaitu Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam S2 IAIN Bone yang juga Ketua Yayasan Hidmat (Humpunan Da’iyah dan Majelis Taklim) Muslimat NU Bone Dr. Sarifa Suhra sebagai pembawa hikmah.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Massenrengpulu asli penduduk setempat turun temurun yakni Ustadz Najamuddin Zaimul alumni Ponpes As’adiyah Sengkang Mantan Sekjen FKMA (Forum Komunikasi Mahasiswa Alumni As’adiyah) di tahun 90-an saat FKMA dipimpin oleh Dr. H. Basnang Said, M.Ag yang saat ini menjabat sebagai Kepala Subdit Pendidikan Pesantren pada Direktorat Pendidikan Pesantren dan Pendidikan Diniyah Kemenag RI, sejumlah pejabat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda lainnya serta dihadiri sekitar 200 orang jama’ah.
Sangat menarik dalam acara Isra’ Mi’raj kali ini karena adanya lantunan Shalawat Mahallul Qiyam yang diikuti oleh semua jama’ah sambil berdiri dan dipandu oleh 3 orang doktor bersaudara. Mereka tercatat sebagai pengurus Yayasan Hidmat Muslimat NU Bone. Ketiganya adalah Dr. Sarifa Suhra, Dr. Sarifa Halijah dan Dr. Sarifa Nursabaha.
Dalam ceramahnya Dr. Sarifa Suhra yang juga Ketua Umum FKCA (Forum Kajian Cinta Alqur’an) dan Pengurus Dewan Pendidikan Kab. Bone tersebut mengatakan, bahwa peringatan Isra Mi’raj merupakan momentum untuk instropeksi diri agar semakin meningkatkan kualitas kekhusyu’an ibadah shalat sekaligus ajang riyadah (latihan) menghadapi Ramadan nanti.
“Selain itu Isra Mi’raj membawa pesan agar umat Islam memperbaiki ibadah sosial (hablun minanNas) dan ibadah vertikalnya (hablun minAllah) dan memberikan apresiasi tinggi pada kemajuan sain dan teknologi karena Isra Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa yang sarat akan pesan-pesan ilmiah karena itu pendidikan bagi anak perlu diperioritaskan dan cegahlah perkawinan dini agar anak tidak putus sekolah, sehingga kebodohan, pengangguran dan kemiskinan serta dampak buruk kawin anak lainnya dapat segera diatasi,” jelasnya. (*/EL)
Komentar