oleh

Bunga

-Edukasi-44 views

(Selamat Hari Pahlawan)
Catatan Pinggir:
Bahtiar Parenrengi

Bone – Topikinformasi.com Musim bunga telah tiba. Pertanda bau sedap kan tercium. Pekarangan rumah atau pun teras rumah menjadi hijau. Bunga bermekaran menebar aroma harum.

Musim bunga telah tiba. Kaum hawa sibuk mengurusi beragam jenis bunga. Entah bunga pemberian tetangga, hadiah dari sahabat ataupun bunga yang dibeli disudut jalan, dengan harga lumayan mahal. Entahlah…..

Kini beragam jenis bunga menjadi tren. Namanya pun sangat beragam, dan menjadi seksi ketika disebut. Entah karena keseksiannya sehingga bunga tersebut diburu banyak orang, tak peduli harganya mahal.

Hari ini, bunga pun ditebar dipemakaman, Taman Makam Pahlawan. Tentu bukan bunga hasil buruan emak-emak. Bunga itu sangat gampang didapati dan harganya tergolong murah.

Kita menabur bunga, pertanda sebuah kehormatan kepada pahlawan yang telah mendahului kita.

Baca Juga:  Kartini Masa Kini Terseret Arus Modernitas
             ***

Berburu bunga. Begitu sering saya baca di media sosial. Bukan hanya emak-emak. Tapi gadis belia juga tak ketinggalan. Bahkan kaum lelaki juga tak kalah seru.

Kaum lelaki punya banyak alasan. Disuruh sama bini hingga alasan hobby.
Tak heran banya lelaki sibuk mencari bunga.

Beragam bunga menjadi incaran. Termasuk Monstera Adansonii Variegata. Jenis ini menjadi trend karena namanya cukup seksi, Janda Bolong.

Tanaman dengan nama ilmiah Monstera Adansonii Variegata ini merupakan tanaman hias yang unik. Menjadi buruan pencinta bunga. Pada daunnya terdapat lubang alias bolong-bolong yang lumayan besar.

Karena lagi trend dan banyak peminat, harganya pun melonjak. Tanaman Janda Bolong ini dihargai mulai dari 40 hingga 120 juta. Dengan harga selangit itu, tak mungkinlah menjadi bahan tabur bunga dimakam para pahlawan.

Baca Juga:  Patappulo Berbagi, Bisnis Tetap Lancar
             ***

Berburu bunga, mulai subuh hingga malam hari. Cerita itu terdengar luas dari kalangan emak-emak.
Enak didengar sambil minum kopi.

Kita pun asyik ngopi pagi ini. Sambil menyeruput kopi hitam, sesekali membaca caption teman-teman medsos tentang hari pahlawan.

“Perkokoh persatuanmu hari ini. Karena selanjutnya, kita adalah pahlawan…..” caption yang beragam disuguhi nethizen mulai subuh tadi.

Sebagian netizen pun mengingatkan petuah-petuah hebat. Bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak pernah melupakan jasa para pahlawannya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu mengenang dan meneruskan perjuangan para pahlawan demi mewujudkan cita-cita bangsa.

Tugas kita menjaga negeri ini. Menghargai para pahlawan. Kenang, kenanglah mereka. Karena mereka tak minta apa-apa. Kecuali doa disertai bunga disetiap 10 Nopember.

Baca Juga:  Gempa, Tugas Kemanusian dan Mimpi Indah Yang Tertunda

Perjuangannya tak terkira, seperti dalam puisi biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang….. bait puisi chairil anwar.

Kini, bangsa ini telah merdeka. Banyak nyawa melayang. Dan mereka adalah para syuhada. Mati, demi kita. Demi mewariskan negeri ini tanpa penjajah.

Tahun ini, walau pandemi Covid 19 masih mewabah, semangat itu terus tumbuh. Penghormatan terhadap para pahlawan negeri ini. Selamat Hari Pahlawan, 10 Nopember 2020.
Hari Pahlawan 2020 ‘Pahlawanku Sepanjang Masa’.

Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu…

(Bahtiar Parenrengi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *